Dia tak mengenal kata letih, dia tak tahu arti kata mengeluh, dia bahkan tak mengerti arti kata malu. Berkorban bukanlah hal yang sulit bagi 'dia', setiap Ibu di dunia. Apapun akan dia lakukan demi membahagiakan anak-anaknya, meskipun ia harus mencari nafkah dari profesinya yang dianggap hina oleh orang-orang.
Mungkin kita pernah mendengar kisah seorang ibu yang miskin mampu merawat anaknya hingga ia menjadi orang 'besar'. Tapi kita lebih sering mendengar kisah orang kaya yang sengaja menitipkan Ibunya yang tua di panti jompo. Terlalu sibukkah mereka mengurus pekerjaan kantornya? Terlalu sibukkah mereka memanjakan seorang wanita muda yang jauh lebih menarik yakni istrinya? Ataukah mereka malu mengakui, terlahir dari rahim seorang wanita yang miskin?
Sahabat kejadiananeh.com 6 kisah pengorbanan Ibu yang rela mati demi anaknya ini semoga membuat kita semakin menyadari betapa luar biasa kasih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya agar suatu saat nanti, bila kita menjadi orang hebat, menjadi orang yang canggih ataupun terkenal takkan pernah melupakan jasa dan kebaikan mereka dalam hidup kita.
1. Kisah Pengorbanan Ibu Penderita Kanker yang Rela Mati Demi Melahirkan Anaknya
Anak adalah kado terindah yang diberikan Tuhan kepada Ayah dan Ibu. Ini adalah hal paling membahagiakan, melebihi segala apapun keinginan orang tua yang ada di seluruh dunia, sekalipun itu adalah harta ataupun jabatan. Sahabat kejadiananeh.com, pernahkah kamu mendengar kisah Stacie Crimm dan Qiu Yuanyuan, seorang ibu penderita kanker yang rela mati demi melahirkan anaknya.
Dikisahkan Stacie, seorang wanita 41 tahun sepanjang usia perkawinannya telah lama tidak dikaruniai seorang anak. Berbagai cara pengobatan ia lakukan agar bisa mempunyai anak namun tetap saja tak berhasil. Anehnya, disaat usianya yang sudah tua justru ia berhasil hamil.
Dan baru saja ia merasakan kebahagiaan, karena anak yang telah lama didambakannya akan terlahir ke dunia, ia divonis menderita penyakit kanker leher dan kepala. Dokter pun mengatakan jalan satu-satunya agar Stacie selamat ia harus rela melakukan Kemoterapi dan itu berarti nyawa bayinya akan dipertaruhkan.
Sebuah keputusan terbaik diambil oleh Stacie, ia menolak menjalankan Kemoterapi dan lebih dari 5 bulan Stacie bertahan hidup melawan kanker sampai Dokter memutuskan untuk segera mengoperasi caesar janin di kandungannya, karena tubuh Stacie semakin melemah. Bayinya pun terlahir dengan selamat meski harus prematur.
Namun setelah melahirkan, keadaan Stacie semakin memburuk hingga ia tak sadarkan diri. Dalam keadaan sekarat Dokter membawa bayinya ke tempat Stacie berbaring, ia masih membuka matanya meski sudah tak lagi bisa berbicara apalagi menggerakkan tubuhnya.
Ia hanya mampu menatap bayinya dengan bersimbah air mata. Keduanya, Ibu dan anak saling berpandangan. Namun hanya 3 hari Stacie mampu bertahan hidup setelah akhirnya menghembuskan nafas terakhir tanpa pernah menggendong anaknya sendiri.
Seperti kisah pengorbanan ibu Stacie Crimm, seorang ibu muda di Cina bernama Qiu Yuanyuan juga menolak perawatan kemoterapi untuk pengobatan kankernya. Anehnya, justru pengorbanan yang ia lakukan menuai hujatan para netizen di Cina. Mereka berkata keputusan Qiu Yuanyuan adalah buruk dan tak bertanggung jawab. Mereka menganggap dirinya sebagai seorang Ibu yang tega meninggalkan anaknya sendirian terlahir kedunia.
Tapi meski banyak menuai hujatan, banyak juga netizen yang membela dirinya karena salut dan memuji keputusannya, mereka berkata, Betapa mulia hati Qiu Yuanyuan yang rela mengorbankan nyawa demi anaknya.
Mereka yang menghujat dirinya hanyalah orang-orang bodoh, apakah dengan melakukan Kemoterapi penyakit kanker akan sembuh? Bukankah banyak penderita kanker yang tetap mati meski telah menjalankan perawatan Kemoterapi?
2. Pelukan Ibu yang Melindungi Anaknya saat Terjadi Bencana Gempa
Aku mendengar suara anak kecil disini, cepatlah kalian kemari, teriak salah satu Tim Evakuasi Gempa di Jepang. Dan ketika mereka membongkar reruntuhan rumah yang menimpa anak kecil tersebut. Mereka terperanjat kaget melihat sesosok wanita sedang memeluk dirinya, sudah dingin dan terbujur kaku. Wanita itu tak lain adalah ibunya yang memeluk anaknya untuk melindungi dirinya dari reruntuhan bangunan yang terjatuh.
Nyawa anaknya memang berhasil diselamatkan, namun tidak dengan sang Ibu. Ketika Tim penyelamat membuka selimut anak tersebut, mereka menemukan sebuah ponsel dan membuka sebuah pesan singkat dari sang Ibu di detik-detik terakhir ajal kematiannya.
'Nak jika kamu mampu bertahan hidup, kamu harus ingat bahwa Ibu sangat menyayangimu'. Seketika mereka yang membacanya tak sanggup lagi untuk menahan air mata.
Dahsyatnya bencana gempa sanggup untuk membinasakan apa saja yang ia kehendaki tapi ia tak mampu untuk mengalahkan kasih sayang seorang ibu. Seperti kisah heroik ibu di Jepang, di cina sendiri ada kisah wanita yang rela mati demi menyelamatkan anaknya.
Dia bernama Zho Hanjun, seorang ibu berusia 37 tahun. Jasadnya ditemukan sedang memeluk erat putranya, melindungi dirinya dari reruntuhan atap rumah. Anaknya pingsan dan berhasil diselamatkan, namun tubuh sang Ibunda sudah terbujur kaku.
3. Seorang Ibu Tewas Tertelan Eskalator Demi Selamatkan Nyawa Anaknya
Kejadian tragis terjadi di Mall Jingzhou Cina. Dimana Xiang Liujuan, seorang ibu sedang bersama anaknya terjebak di tangga eskalator rusak yang diketahui baru selesai diperbaiki. Tapi rupanya sang teknisi lupa untuk menormalkan kembali fungsinya dan tidak memasang papan peringatan. Maut tak dapat dihindar, baru beberapa meter menaiki eskalator ibu yang sedang bergandengan tangan dengan anaknya ini terperosok masuk kedalam mesin panel metal yang terbuka.
Sebelum panel besi itu benar-benar menelan habis keduanya, sang ibu tampak mendorong puteranya kepada kedua pelayan wanita yang berdiri tak jauh dari mereka. Bocah tersebut memang berhasil diselamatkan, dan para pegawai tersebut juga mencoba untuk menyelamatkan sang ibu.
Sayangnya genggaman tangan terlepas karena begitu kuatnya panel mesin menarik tubuh si ibu yang malang, ia pun tertelan masuk kedalam. Meski bala bantuan datang dari para pemadam kebakaran yang mencoba untuk membuka mesin eskalator selama 4 jam. Tapi usaha mereka sudah terlambat, ketika mesin terbuka nyawa sang ibu sudah melayang.
4. Kasih Ibu, Rela Mati demi selamatkan bayinya dari Sambaran Kereta Api
Peristiwa tragis ini menimpa Susan Dibene, seorang wanita 33 tahun asal Amerika Serikat. Bermula saat ia hendak menyebrang lintasan kereta api dan sedang mendorong kereta putrinya yang masih berusia dua tahun.
Naas! roda kereta bayi yang sedang ia dorong tersangkut di jalur rel kereta api dan tepat saat itu terlihat disebelah arah kanannya sebuah kereta api sedang meluncur cepat. Tak ada waktu lagi bagi dia untuk membuka ikatan sabuk pengaman putrinya dari gerobak kereta. Dengan sekuat tenaga ia mendorong kereta bayinya dan akhirnya roda yang tersangkut berhasil terlepas, putrinya pun selamat meski ia harus terlempar jatuh bersama kereta bayinya.
Namun malang, tubuh sang Ibu tak sempat menghindar dari sambaran kereta, ia pun harus tewas mengenaskan terseret oleh kereta api.
5. Ibu yang Berkorban untuk Putrinya dari Tabrakan Mobil Truk
Rachel Bell gadis berusia 18 tahun bersama tunangannya, menjadi saksi mata saat terjadinya kecelakaan maut Mobil Truk pengangkut beton seberat 15 Ton yang melindas seorang Ibu. Kecelakaan itu bermula saat korban Dawn Graves bersama putrinya 20 bulan, sedang berbelanja di supermaket yang terletak di dekat rumahnya.
Tampaknya Dawn Graves kurang waspada tak melihat arah kanan dan kiri jalan, baru saja ia selangkah berjalan di trotoar penyebrangan depan supermarket. Sebuah Truk sedang melaju kencang ke arahnya, meski sang sopir truk sudah berusaha untuk menginjak pedal rem. Namun Dawn Graves tetap tertabrak, setengah tubuhnya terlindas ban mobil tapi ia masih sempat mendorong kereta bayinya agar tidak ikut masuk kedalam kolong mobil.
Rachell bersama tunangannya yang tak jauh dari mereka segera berlari menyelamatkan bayinya. Ia melihat sang Ibu dalam keadaan sekarat masih terus menatap wajah anaknya yang sedang digendong oleh Rachell.
Menyadari hal ini Rachell segera mendekatkan bayinya kepada Dawn Graves sambil memegang tangannya dan berkata, putrimu baik-baik saja, dia selamat, aku pastikan akan menjaga dan merawat dirinya. Aku akan menganggap dia sebagai anakku sendiri! Tak lama Rachell berkata, Ibu yang malang itupun meninggal.
6. Bocah Perempuan yang Selamat di Pelukan Ibunya saat Kecelakaan Pesawat Terbang
Satu lagi "kisah pengorbanan ibu" yang rela mati demi anaknya. Hal ini membuktikan Betapa luar biasa kasih sayang yang mereka berikan untuk kita, anak-anaknya. Sahabat kejadiananeh.com, pernahkah kamu mendengar tentang Cecelia Cichan seorang saksi wanita yang selamat dari kecelakaan pesawat terbang saat ia masih berusia 4 tahun.
Peristiwa ini terjadi pada 16 Agustus tahun 1987 saat dia kembali dari liburan bersama Ayah, Ibu (Paula) dan kakaknya David, 6 tahun. Setelah merayakan ulang tahun Paula di rumah orangtuanya (nenek Cecelia Cichan), mereka pun berniat pulang ke Phoenix di Arizona tempat tinggal mereka dengan menggunakan Transportasi udara.
Namun Pesawat Northwest Airlines filght 255 yang mereka tumpangi baru saja lepas landas (take off) dari Bandara Romulus, Michigan dengan ketinggian 500 meter tiba-tiba oleng dan terjatuh ke arah jalan raya hingga menabrak jembatan tol. Seketika jalan raya yang sedang padat lalu lintas mobil dibawah jalan itu tertimpa dan terbakar.
Sebanyak 156 pengemudi mobil dinyatakan tewas begitupun seluruh penumpang pesawat, terkecuali Cecelia Cichan satu-satunya penumpang yang selamat dari tragedi kecelakaan pesawat. Dirinya yang saat itu masih berusia 4 tahun ditemukan oleh tim penyelamat dari pemadam kebakaran dengan kondisi luka berat dipelukan Ibunya.
Menurut John Thiede, petugas yang mengevakuasi Cecelia, ia mendengar suara tangisan bayi dari puing reruntuhan pesawat. Awalnya ia menyangka itu suara dari boneka perempuan, karena merasa penasaran ia pun semakin mendekati sumber suara. Ternyata dugaannya benar, itu bukan suara dari boneka ia menemukan Cecelia yang berada persis dipangkuan almarhum Ibunya.
Segera ia melepaskan Cecelia dari pelukan sang Ibu yang sudah tewas dalam kondisi tubuh setengah terbakar. Kondisi Cecelia pun sangat kritis, ia mengalami patah kaki, tengkorak retak dan luka bakar tingkat tiga. Beruntung, setelah ia mendapatkan perawatan di rumah sakit dan menjalani operasi cangkok kulit untuk luka bakar di tangan dan kakinya, dirinya sembuh dan dapat berjalan normal kembali.
Cecelia Chan kini sudah berusia 32 tahun dan sudah menikah, dan sampai kini pun ia masih tetap dijuluki orang sebagai anak ajaib, yang beruntung selamat dari bencana udara paling mematikan dalam sejarah penerbangan Amerika Serikat.
Ada sebuah gambar tato pesawat di lengan tangan kirinya, agar ia selalu mengenang kisah tragis dalam hidupnya. Sahabat kejadiananeh.com semoga 6 kisah pengorbanan Ibu yang rela mati demi anaknya ini semakin membuat kita menyayangi ibu kita sendiri. Dan ada sebuah kiasan yang akan saya berikan untuk semua ibu di seluruh dunia, termasuk ibu kamu juga!
'Ibu, semoga tak ada lagi cerita tentang anak lelakimu yang terlalu sibuk mengurus istrinya yang manja, sampai-sampai ia tak lagi sempat menengok keadaanmu sekarang. Dia jagoanmu yang dulu selalu menangis di pangkuan Mu, kini sudah menjadi Orang Hebat, malukah ia bila kau bercerita tentang hal ini.
'Ibu, semoga tak ada lagi cerita tentang anak lelakimu yang terlalu sibuk mengurus istrinya yang manja, sampai-sampai ia tak lagi sempat menengok keadaanmu sekarang. Dia jagoanmu yang dulu selalu menangis di pangkuan Mu, kini sudah menjadi Orang Hebat, malukah ia bila kau bercerita tentang hal ini.
'Ibu, semoga tak ada lagi cerita tentang anak perempuanmu yang tega meninggalkan dirimu, karena ia lebih memilih hidup bersama dengan calon suami yang tak kau restui. Sudah berapa lamakah mereka saling mengenal? Bukankah engkau lebih mengenal Putrimu, sejak ia baru belajar mengenal dunia'.
0 Response to "6 Kisah Pengorbanan Ibu yang Rela Mati Demi Anaknya"