Setelah lama nggak ada LS, hari ini LS kembali lagi di Miss Beautify untuk pertama kalinya ditahun ini, dan dalam LS kali ini kita akan membahas hal yang kebanyakan masih dianggap tabu tapi udah mulai terang-terangan diakui dan dilakukan, apa lagi kalau bukan Seks Pranikah terutama dikalangan remaja.
Aku masih ingat waktu aku SMP kelas 3, kabar tentang seks pranikah dikalangan kami itu udah mulai nggak asing ditelingaku karena hampir sering dapat kabar, si A hamil, si B gugurin bayi atau si C mengaku udah nggak virgin.
Aku hanya anak remaja berusia 15 tahun pada saat itu yang lagi mempersiapkan diri untuk ujian akhir dengan sejuta soal mata pelajaran dikepala dan sejuta ketidak percayaan tentang bebrapa teman-temanku yang sangat berprestasi (dan mampu bertahan dari kelas satu sampai kelas tiga duduk dikelas A, kelas nomor satu yang dipenuhi anak-anak dengan IQ tinggi, beda sama aku yang selama 2 tahun bertahan dikelas B yang penuh dengan anak-anak ber IQ standar) kok bisa putus sekolah diwaktu yang hanya tinggal 3 bulan lagi UAN karena korban seks bebas dan harus hamil diluar nikah dan pada akhirnya berakhir dengan pernikahan yang pada kenyataannya cowoknya masih pelajar SMA tanpa pekerjaan dan mungkin nggak punya prestasi disekolah. Parahnya lagi ada kejadian nih pas aku SMA, guru matematika kami pacaran sama anak kelas 2 SMA dan gurunya hamil. omigod... aku nggak habis pikir deh.
Oh ya, dalam LS kali ini aku punya sebuah cerita ilustrasi buat kita semua, cerita ini adalah berdasarkan kisah nyata yang ditulis oleh seorang perempuan yang saat ini berusia 22 tahun yang sangat dekat denganku dan yang begitu ku kenal dengan baik, dia bersedia untuk penceritakan pengalaman masa remajanya. Dan dibawah ini yang akan kalian baca adalah tulisan darinya (nama samara Lala)
"Hai para pembaca blog Miss Beautify, perkenalkan namaku Lala (nama samara), aku sekarang berusia 22 tahun. Pada kesempatan kali ini aku ingin membagikan kisahku sebagai seorang anak remaja yang masih duduk dibangku SMP pada saat itu.
Aku masih seorang anak remaja biasa pada saat itu, anak remaja lugu yang belum mengenal cinta dan seks, berkumpul dengan teman-teman yang juga masih sangat polos, dan aku duduk dibangku kelas 3 SMP. Aku bahagia dengan kehidupanku sebagai seorang anak remaja yang dikenal paling polos dan jomblo abadi, sampai pada akhirnya mendekati UAN aku akhirnya menjalin hubungan dengan seorang pria, pria berusia 24 tahun yang aku pikir sangat menyayangiku, awalnya hubungan kami hanya sebatas hubungan yang sehat, tapi malam tepat sehari sebelum UAN semuanya berubah… aku kehilangan apa yang selama ini aku jaga dan akan terus kujaga hingga aku menikah. Tapi semua itu terjadi begitu saja, awalnya aku merasakan penyesalan dalam diriku, namun pada kenyataannya aku selalu memberikan apa yang dia (pacarku) inginkan yang berakhir dengan kenyataan bahwa aku hamil tepat setelah kelulusanku. Awalnya aku pikir dia akan menepati janjinya untuk bertanggung jawab atas apa yang sudah terjadi, tapi pada kenyataannya adalah semuanya hanya omong kosong. Dan aku mulai berpikir, masa depanku hancur, tidak ada lagi harapan, dan apa yang harus aku lakukan? Aku hanya bisa menangis dan menangis hingga akhirnya aku mengambil keputusan untuk menggugurkan kandunganku, dan yah, itulah yang terjadi, aku membunuh seorang bayi tak berdosa, aku menyesal, dan perasaan menyesal yang aku rasakan lebih dari sebelumnya, begitu juga dengan pria itu. Sebuah tanparan besar bagi kami karena telah tega melakukan dosa hina dan tak berperasaan sekaligus dihadapan Tuhan Dan sejak hari itu kami memutuskan untuk berubah, dan masih tetap menjalin hubungan, tapi kami mulai merubah ritual berpacaran yang kurang sehat kami, kami menghindari untuk berhubungan seks, sampai pada akhirnya dia menikahiku pada tiga tahun berikutnya. Dan ternyata menikah itu bukan sesuatu yang mudah, terutama menikah diusia belia, menjadi istri ternyata bukan semudah peran yang bisa diperankan seperti peran yang dimainkan seorang pacar, pernikahan tak seperti pacaran yang lebih banyak bersenang-senang, pernikahan itu adalah sesuatu yang harus dijalani dengan tanggung jawab baik dari suami maupun seorang istri. Kini setelah empat tahun menikah dan belum dikaruniai seorang anak oleh Tuhan, kami lebih memutuskan untuk bersabar, berdoa dan memanfaatkan waktu kami untuk saling mengenal satu sama lain, mengejar impian, dan memberikan waktu kami untuk Tuhan, kembali kejalan yang Tuhan inginkan. Seks pranikah memang sempat menghancurkanku, merubahku menjadi seorang monster, tapi tekad dan kesadaran telah merubahku. Seks bukanlah bagian dari hubungan berpacaran, seks sebelum pernikahan hanya akan membawa kita pada penyesalan”
Nah, itulah kisah Dari Lala yang mungkin bisa diambil beberapa pelajaran didalamnya, mungkin kasus Lala ini sedikit berbeda dari kisah kebanyakan orang, tapi kita bisa mengambil beberapa contoh dari kisahnya, misalnya , kenyataan bahwa seks pranikah itu selain adalah hal yang tidak dibenarkan oleh agama, seks pranikah ini juga berakibat buruk seperti… Kehamilan yang tidak diinginkan
Contohnya nih yah, ada banyak remaja di Indonesia mengalami kasus kehamilan yang tidak diinginkan yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya kasus pernikahan dini dan aborsi.
a. Pernikahan Dini
Ditahun 2014 lalu, hasil survey menyatakan 50% dari 2,5 juta pernikahan pertahun itu adalah kelompok usia dibawah 19 tahun, dan sebanyak 48% adalah pernikahn remaja berusia 15 sampai dengan 19 tahun, dan dari hasil penelitian ternyaya pernikahan dini ini adalah salah satu penyebab terjadinya kematian pada sang ibu saat proses persalinan dan juga salah satu penyebab tingginya angka perceraian yang mayoritasnya perempuanlah yang mengajukan tuntutan perceraian.
b. Aborsi
Tingginya tingkat pergaulan bebas khususnya pada seks pranikah ini seperti yang aku bilang diatas berdampak juga pada meningkatnya kasus aborsi, memang bukan tanpa kenyataan. Di tahun 2009 aja ada hasil yang menyataakan tingginya tingkat aborsi di Indonesia pertahunnya mencapai 43 aborsi dari 100 kehamilan. Dan itu rata-rata terjadi pada kalangan antara usia 15-24 tahun. Bayangin tuh! Selain itu juga 11% kematian ibu di Indonesia itu terjadi karena kasus aborsi yang tidak aman!
Aku pernah tuh nonton disalah satu siaran TV diluar negri pas aku lagi iseng nggak tau mau ngapain dan Cuma duduk liatain TV yang ngebosenin, ternyata melakukan aborsi itu bisa juga berdampak pada susah hamil dikemudian hari. Cuma gara-gara laki-laki nggak bertanggung jawab kita rela buat suami kita dikemudian hari harus menerima kenyataan istrinya susah hamil karena pernah gugurin kandungan?
Masalah seks pranikah itu bukan Cuma masalah biasa aja temen-temen, sebaiknya sebelum mengambil keputusan untuk melakukan itu, kita pikirkan dulu apa dampaknya di kemudian hari. Oke deh, mungkin tubuh kita udah siap secara fisik, kita mungkin udah mengalami menstruasi, payudara udah menonjol (biarnya mungkin flat XD), tapi apakah secara mental kita udah siap? Keperawanan adalah sesuatu yang sangat berharga bagi seorang wanita, sesuatu yang menggambarkan kesucian seorang wanita yang masih lajang alias belum menikah.
Jangan takut kalau pacar kamu yang sangat kamu cintai dari ujung langit sampai dasar bumi itu akan ninggalin kamu kalau kamu menolak dengan alasan katanya kalau nggak mau berarti nggak cinta, sebodoh amat deh, karena seorang laki-laki terhormat nggak akan pernah melakukan hal serendah itu sama cewek yang dia sayang. Contohnya kayak novel karyanya Alia Zalea (kalo nggak salah) yang judul novelnya Blind Date, dimana si cowok bule selingkuh karna si cewek yang Indonesia ini mempertahankan keperawanannya selama 3 tahun mereka pacaran sampai nanti baru akan diserahkan saat mereka menikah. Tapi bodoh amat, sekalipun ceweknya cinta ya dia akhirnya mutusin juga si cowok yang lebih mengutamakan seks sebagai bumbu dalam hubungan berpacaran. Ingat! Pacaran itu bukan soal seks, seks bukan bumbu pemanis dalam berpacaran, dan pacaran tujuannya bukan untuk seks, pacaran itu tujuannya adalah untuk saling mengenal antar seorang pria dan wanita untuk pada akhirnya berlanjut pada pernikahan. Jadi intinya tujuan pacaran yang sebenarnya itu adalah untuk menikah, dan bagi aku pribadi adalah PACARAN SEKALI UNTUK MENIKAH, MENIKAH SEKALI UNTUK SELAMANYA jadi nggak ada tuh istilahnya mantan pacar kesekian atau pacar kesekian ^^
Oh ya, aku mau tinggalin beberapa daftar yang perlu kita pikirkan sebelum melakukan seks pranikah, mungkin ini bisa jadi bahan renungan sebelum kita benar-benar mengambil keputusan yang akan buat kita menyesal seumur hidup.
a. Masa Depan dan Pernikahan
Pikirkan tentang apa yang menjadi cita-cita kamu saat ini? Apakah kamu mau mengorbankan cita-cita kamu hanya untuk sesuatu yang seharusnya hanya akan kamu berikan pada SUAMI kamu, bukan PACAR kamu?
Kita ini punya hak untuk melindungi masa depan kita, dan punya kewajiban untuk melindungi kehormatan kita sampai akhirnya kita menikah.
Oke deh kalau mungkin saat terjadi sesuatu dan kalian menikah karna cowoknya mau tanggung jawab, tapi apakah kalian udah siap menjadi seorang istri??? Pernikahan itu bukan sesuatu yang mudah untuk dijalani, bukan kayak orang pacaran lagi, pernikahan itu lebih serius, soal tanggung jawab, soal keluarga. Kalau kita belum siap menghadapi pernikahan itu, pada akhirnya kita Cuma akan nambahin angka perceraian tiap tahunnya di Indonesia. Mau? Pernikahan itu bukan Cuma soal kita sama suami, tapi ingat juga masih ada yang namanya ipar dan mertua. Bagus deh kalau mertuanya nggak cerewet, kalau cerewetnya lebih dari mama kita gimana?
Makanya, pikirkan juga itu.
b. Anak, dan Kenyataan Sebagai Orang Tua Tunggal
Pikirkan tentang dampak pada kenyataan seks pranikah dapat mengakibatkan kehamilan tak berencana. Mungkin sekarang banyak diantara kita yang tau dan sadar benar soal hal itu tapi mengabaikannya, tapi cobalah kita pikir, apa yang akan terjadi sama anak kita saat melihat anak lain ada papanya dia nggak? Pikirkan soal mental dan pertumbuhannya. Terus gimana kalau akhirnya karena nggak punya suami, kamu akhirnya harus kerja sendiri untuk biayain anak katakanlah saat anak itu udah siap sekolah, nggak mungkin minta orang tua. Otomatis kita yang harus kerja banting tulang, ninggalin anak sendirian. Mama kerja, papa nggak tau siapa n dimana. Anak itu Cuma anak kecil nggak berdosa korban orang tuanya, kalau anak kita kurang perhatian dan kurang kasih sayang dan gedenya dia cari pelampiasan buat dapatin kasih sayang dari tante-tante girang atau om-om hidung belang, salah siapa tuh kalau bukan salah orang tua?
c. Orang Tua
Pikirin juga soal orang tua yang selama ini udah ngebesarin kita, apalagi kenyataan kalau ternyata orang tua kita ternyata membesarkan kita dengan sangat baik tapi kok anaknya malah terjerumuh pada pergaulan bebas khususnya terjebak seks pranikah. Banyangkan kekecewaan mereka. Mereka mungkin masih mau terima kita, tapi apa kita sanggup hadapi kesedihan nggak kentara dari orang tua kita? Gimana saat mereka nangis diam-diam dibelakang kita karena ulah kita? Atau mungkin sekalipun mereka nggak seperhatian orang tua lain, bukan berarti mereka nggak perduli sama kita, setiap orang tua itu punya cara mereka masing-masing nunjukin sayang, terlepas dari apakah cara itu yang kita inginkan atau nggak!
Satu lagi, jadi orang tua itu nggak mudah, cara jadi anak yang baik mungkin disekolah kita belajar, tapi ada nggak sekolah khusus untuk supaya jadi orang tua yang baik?
Dan pikirin juga keputusanmu bukan cumu tentang kamu, tapi juga orang tuamu, nama baik keluarga. Kehancuranmu adalah kehancuran buat mereka juga.
Jangan dengerin kata-kata temen-temen kita "nggak melakukan seks pranikah itu cupu, kolot." Atau "ini tahun berapa? Masih perawan!"
Kita harus ingat kalau seks pranikah itu nggak ada hubungannya sama trend masa kini, nggak ada hubungannya sama era tahub berapa sekarang, dan seks pranikah itu bukan gaya hidup!
Kalau mungkin saat ini kita udah pernah jatuh pada pergaulan itu, tinggalin! Pikirkan poin-poin diatas sebagai bahan perenungan kita. Masa depan kita, kita yang pilih.
Jangan dengerin kata-kata temen-temen kita "nggak melakukan seks pranikah itu cupu, kolot." Atau "ini tahun berapa? Masih perawan!"
Kita harus ingat kalau seks pranikah itu nggak ada hubungannya sama trend masa kini, nggak ada hubungannya sama era tahub berapa sekarang, dan seks pranikah itu bukan gaya hidup!
Kalau mungkin saat ini kita udah pernah jatuh pada pergaulan itu, tinggalin! Pikirkan poin-poin diatas sebagai bahan perenungan kita. Masa depan kita, kita yang pilih.
________________________________________________
So, temen-temen, itulah untuk LS kali ini, aku harap bisa jadi pembelajaran buat kita semua. Ada banyak anak remaja diluar sana yang kita dengar kehidupannya dan masa depannya hancur karena seks pranikah, jangan buat dirimu jadi salah satu dari mereka. Cuma ada dua cara untuk menjauh dari itu semua, yaitu dekatkan diri sama Tuhan dan serahkan hidup kamu ditangan Tuhan.
Dan satu hal lagi yang sangat penting yang pengen aku tanyakan dan kita bisa jawab dalam hati kita masing-masing sebenarnya apa sih artinya keperawanan untuk kita?
Dan satu hal lagi yang sangat penting yang pengen aku tanyakan dan kita bisa jawab dalam hati kita masing-masing sebenarnya apa sih artinya keperawanan untuk kita?
God Bless
YOUTUBE
INSTAGRAM
FACEBOOK
TWITTER
0 Response to "LS Ep #16: Seks Bebas Dikalangan Remaja"