LS ep#6: Bagaimana Aku Terbebas Dari Depresi Yang Sudah Menahun

DI life's lesson hari ini aku pengen share sedikit soal pengalaman depresiku yang aku alami selama beberapa tahun dan gimana caranya aku sembuh dari depresiku.

Depresi

Depresiku sudah berlangsung sejak SMP kelas satu karena berbagai kejadian mengerikan dan menjijikan yang aku alami yang aku sembunyikan sejak kecil dari kedua orang tuaku dimana aku banyak sekali mengalami pelecehan sexual baik dari pria maupun wanita, ditambah lagi saat aku berusia 15 tahun aku harus dihadapkan dengan masalah dan tekanan yang cukup berat dari lingkungan dan keluargaku yang mengakibatkan depresiku makin dalam.

Gejala dan Faktor Depresi

Aku pikir gejalanya hampir sama ya, buat semua orang? Dan kalau faktornya mungkit banyak, tapi rasanya faktor terbesarnya adalah fakto tekanan dari masalah dan sosial dan lingkunga. Kembali pada gejalanya, kalau untuk aku pribadi gejala depresi yang aku alami adalah seperti

1. Muram
2. Sensitf
3. Tidak bersemangat
4. Selalu menyendiri
5. Susah tidur
6. Sering menangis tiba-tiba
7. Suka bertingkah aneh
8. Lebih sering makan junkfood

Gejala terparah yang aku alami sih susah tidur. Aku ingat selama 4 tahun mengalami depresi berat, jam tidurku singkat yaitu hanya sekitar 2-3 jam perhari selama 4 tahun. Nggak jarang mamaku dulu suka marahin aku untuk nggak tidur larut malam, bahkan pernah selama tiga bulan aku nggak pernah tidur sama sekali dan terjaga pagi siang malam. Kalau aku lelah aku biasanya cuma bisa terbaring tanpa bisa tidur dan tiba-tiba menagis tanpa sebab bahkan dalam keadaan pikiran yang kosong. Aku juga jadi sering coba untuk bunuh diri, dan percobaan bunuh diri terparahku adalah 3 tahun lalu saat dimana aku mengiris seluruh pergelangan tanganku dengan pisau tajam, leher, perut dan punggung bahkan telapak tanganku juga. Huh, itulah hidup orang yang nggak berpengharapan untung bekasnya hilang kecuali satu yang dilengan kanan dan satu pergelangan tangan sebelah kiri. Well aku nggak bisa bilang bahwa orang yang depresi adalah orang yang bodoh, kami melakukan hal bodoh bukan karena kami bodoh, tapi karena kami adalah orang-orang yang putus asa pada hidup dan belum menemukan jalan terbaik dan solusi untuk keluar. Aku masih ingat tiga tahun lalu saat aku bahkan lupa caranya senyum, bicara bahkan untuk menangis. Selama berbulan-bulan wajahku datar tanpa emosi sekalipun mereka mukul aku, berlaku kasar sama aku, aku nyaris nggak tau rasanya sakit itu gimana, bahkan saat aku disuruh jilat makanan dilantai aku nggak bisa bilang ' nggak ' karena aku sudah putus asa dan merasa memang aku nggak berdaya sangking depresinya aku lupa kalau aku punya harga diri. Singkat cerita depresiku semakin dalam saat aku memulai hidupku yang baru dimana aku merasa sendiri, nggak ada yang perduli, nggak punya apa - apa, bahkan baju yang kupunya hanya dua pasang baju bekas yang usang mengingat dulu dirumah bajuku bagus - bagus semua dari kecil, belum lagi tidurnya hanya diatas sebuah kardus yang tipis dan aku kangen ortu dan adik-adikku.

Mencoba Menghilangkan Depresi

Saat aku mulai hidup layak dilingkungan yang normal, aku mulai berpikir untuk keluar dari depresi yang aku alami dan aku bertemu dengan rokok, saat rokok nggak bekerja, aku mulai lagi dengan alkohol. Tapi aku sadar, keduanya nggak bekerja sama sekali tapi malah buat aku ketagihan dan makin pusing kalau nggak merokok dan minum alkohol, jadi aku putuskan untuk bertemu dokrer dan oleh dokter aku diberi resep obat yang bernama Anxiety yang harus diminum sesaat sebelum tidur, dari yang aku rasakan obat ini sangat bekerja dengan baik untuk aku, aku jadi bisa merasa lebih tenang dan nyaman dan bisa langsung tertidur, jadi setiap malam aku akan minum obat ini. Tapi suatu hari aku merasa seperti mulai ketergantungan dengan obat ini, aku nggak bisa tidur dan beraktifitas seperti biasa tanpa obat ini, lama kelamaan aku mulai mengkonsumsi obat ini setiap aku mulai merasa depresiku mulai kembali menyerang, dan pada saat aku mendapat perlakuan seperti dibentak orang, aku mulai merasa stres dan nafasku mulai nggak karuan dan saat itu aku harus menelan obat itu lagi. Pernah suatu hari aku dibentak seseorang dan kebetulan aku kehabisan obat itu dan dokter nggak mau kasih lagi sampai tiba saatnya obat itu seharusnya habis. Dosis yang dikasih saat itu adalah untuk 1 bulan dan habis hanya dalam hitungan hari karena aku terlalu berlebihan, aku jadi hampir gila. Badan aku kejang, keringat dingin, rasanya kayak pengen mati banget deh. Susah jelasinnya, tapi rasanya itu menderita banget, saat aku kedokter lagi doktornya bilang sebaiknya hentikan pemakaian karena aku sudah mengalami ketergantungan dan itu bisa berbahaya dan mengakibatkan kematian karena overdosis. Takut juga mau mati karena belum ketemu ortu, jadi dengan perjuangan keras aku berusaha mengatasi perasaan menyiksa yang aku alami selama nggak minum obat itu sampai akhirnya aku berhasil dengan beberapa bantuan kecil dari coklat dan susu yang dari dulu selalu buat aku jadi lebih baik kalau makan coklat dan minum susu. Tapi depresiku masih belum sembuh juga saat itu, dan aku kembali mencari cara agar bisa keluar dari masalahku saat itu, dan bukan kebetulan disaat aku mulai kembali down aku ditolong seseorang yang buat aku keluar dari ikatan depresiku. Aku ketemu sama seorang cewek yang saat itu senyumnya buat aku menangis karena merasa senyum itu kayak aku kenal, udah lama nggak ketemu dan rindu banget. Aku yang sudah lama nggak nangis, dan untuk pertamakalinya bisa kembali menangis, tapi nangis bahagia. Cewek itu panggil aku untuk ikut dia sama papanya kesuatu tempat, tempat yang nggak pernah kusangka jawaban dari masalahku ada disana. Aku dibawa kesebuah gedung yang punya banyak kursi berderet dan didepannya ada panggung yang dipenuhi alat musik, dan saat itu aku dibawa kesebuah ruangan kosong dibelakang panggung, disana nggak ada siapa-siapa dan cuma ada sebuah gitar dan Alkitab. Dengan hati yang hancur aku cuma bisa mainkan gitar dengan lembut sambil nangis tanpa ada satupun kata yang keluar dari hati, pikiran dan mulutku. Tapi saat itulah aku langsung merasa seperti semua bebanku hilang, wajahku rasanya nggak tegang lagi. Sehabis dari ruangan itu saat aku keluar aku udah bisa senyum lepas kayak dulu tanpa ada rasa beban.

***********************************************

Itulah kisahku bagaimana aku bisa keluar dari depresiku, ternyata caranya gampang banget. Tinggal datang sama Tuhan aja, intinya yang penting kita mau buka hati aja untuk Tuhan agar Tuhan bisa secara total bekerja dalam hidup kita, dan saat kamu mulai kembali merasakan depresi, datanglah pada Tuhan. Semua pasti beres.

Cara yang mudah banget untuk lepas dari depresi itu, tapi aku harus pake nyoba segala macam untuk bisa lepas. Tapi heran juga sih kenapa aku harus depresi berat gitu, kadang aku bingung, orang lain ngalami masalah berat bisa cuek aja tapi aku malah depresi. Tapi ternyata jawabannya adalah supaya aku nggak kayak orang lain yang cuma bisa bilang orang yang depresi itu bodoh, terlalu sensitif dan nggak punya iman tanpa menolong dan memberikan solusi selain ngatain. Setidaknya aku ngerti yang mereka rasa dan aku punya tawaran dan solusi untuk mereka agar bisa keluar dari masalahnya. Tuhan buat aku alami semuanya itu karena Tuhan sayang anak-anaknya, sekalipun aku sempat kesel tapi sekarang aku bangga. Rencana Tuhan selalu lebih baik daripada rencana manusia.

Gbu.

0 Response to "LS ep#6: Bagaimana Aku Terbebas Dari Depresi Yang Sudah Menahun"